Sabtu, 01 Juni 2013

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG MAJU TAHUN 2007 2008 2009

BAB I
PENDAHULUAN
 
A.     LATAR BELAKANG (PENENTUAN TOPIK)
 
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuka efek positif bagi perkembangan dunia usaha sehingga para pengusaha dalam memperluas volume kegiatan usahanya. Perkembangan dunia usaha tersebut akan membawa pengusaha ketingkat persaingan yang lebih ketat. Hal ini, menuntut agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Dengan demikian, keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya.
Sebelum membahas lebih jauh tentang laporan keuangan, maka perlu diingat bahwa laporan keuangan suata perusahaan terdiri atas ;
1.      Neraca
2.      Laporan Laba/Rugi
3.      Laporan Perubahan Modal
4.      Laporan Arus kas
Dalam perseroan terbatas apabila laba (rugi) suatu perusahaan tidak di pindahkan langsung ke akun modal, maka di kenal laporan perubahan laba di tahan. Oleh karena itu laporan perubahan modal perusahaan jenis ini agak berbeda. Laporan perubahan modal pada perseroan  terbatas hanya memperlihatkan jumlah serta nilai saham yang beredar, misalnya bertambahnya modal yang disetor. Pertambahan nilai kekayaan bersih Karena laba dan penurunan disebabkan oleh pembagian laba kepada pemilik modal dalam bentuk deviden. Dalam hal ini, di laporkan dalam “Laporan Perubahan Laba Ditahan”.
Perlu juga di ingat bahwa laporan keuangan suatu perusahaan merupakan hasil akhir siklus akuntansi. Laporan keuangan perusahaan disusun setiap akhir periode dan didalam laporan keuangan tersebut terdapat informasi-informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kebijakan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan sangatlah penting bagi pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu :
1.      Pemilik perusahaan,
2.      Kreditur/kreditor,
3.      Investor,
4.      Manajer,
5.      Pemerintah,
Informasi yang relevan untuk satu pihak mungkin menjadi tidak relevan bagi pihak lain. Tetapi, begitu kelompok-kelompok yang membutuhkan informasi akuntansi dalam hal ini laporan keuangan dapat diidentifikasikan dan dapat ditentukan. Jika kedua hal tersebut telah diketahui, maka dapat diciptakan kerangka sistem informasi akuntansi yang diperlukan untuk membantu setiap kelompok tersebut dalam membuat penilaian dan keputusan yang berhubungan dengan tindakan-tindakan pada masa yang akan datang.
Dari laporan keuangan perusahaan tentu para pemakai informasi keuangan ingin mengetahui apakah perusahaan yang dikelolanya selama ini berjalan dengan baik. Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik, maka pengelola harus mengetahui kinerja perusahaan yang dikelolanya, kinerja perusahaan dapat diketahui dengan 3 (tiga) hal yaitu :
1.      Likuiditasi
2.      Solvabilitas
3.      Rentabilitas
Dari ketiga penilaian tersebut diatas salah satunya adalah likuiditasi. Likuiditasi berhubungan erat dengan masalah kepercayaan kreditor yang berajangka pendek, artinya semakin tinggi likuiditasi suatu perusahaan, maka semakin besar kepercayaan kreditor terhadap perusahaan, likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau aktiva yang mudah dapat diuangkan dalam jangka pendek.
Likuiditasi dapat dihitung dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan yaitu neraca karena neraca memuat laporan tentang Asset (Aktiva) perusahaan dan kewajiaban diantaranya asset lancer dan kewajiaban lancer yang di jadikan dasar perhitungan tingkat likuiditasi laporan keuangan suatu perusahaan. Di dalam neraca disajikan terutama dalam hal pengelompokkan dan penyajiaannya merupakan hal penting karena hal tersebut dapat menunjukkan informasi-informasi penting yang diperlukan. Dalam neraca sumber daya perusahaan yang dikelompokkan terdiri dari :
1.      Aktiva : Di kelompokkan kedalam sumber-sumber yang bersifat lancar, investasi dan tetap maupun yang tidak berwujud,
2.      Kewajiban : Di kelompokkan kedalam sumber-sumber kewajiban yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang,
3.      Modal : Dikelompokkan kedalam modal sendiri dan apa bila perusahaan persekutuan dapat di tambahkan modal masing-masing sekutu.
PT. Dagang Maju adalah perusahaan yang bergerak di bidang perusahaan dagang yang merupakan salah satu distributor makanan ringan dan minuman. Sebagai sampel laporan keuangan yang dipilih yang dijadikan sebagai objek penelitian, seiring berkembangnya perusahaan PT. Dagang Maju, maka persoalan-persolan sehingga jika dilihat dari laporan keuangannya dengan membandingkan Neracanya selama 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009, maka dapat di peroleh informasi bahwa perusahaan PT. Dagang Maju telah Mengalami penurunan tingkat likuiditasi pada tahun 2008 yang menyebabkan terjadinya penurunan karena perusahaan mengalami kerugian.
Dengan mengurangnya tingkat likuiditasi PT. Dagang maju pada tahun 2008, di khawatirkan dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan para kreditor yang berjangka pendek. Sebagaimana dapat berpengaruh juga terhadap berkurangnya kepercayaan para investor. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Kepercayaan investor dalam hal ini pemilik modal dikatakan berkurang karena pada tahun tersebut perusahaan mengalami kerugian sehingga para pemilik modal terkena dampak dari penurunan likudasi perusahaan tersebut yaitu para pemilik modal mau tidak mau modalnya telah berkurang.
Menurunnya tingkat likuiditasi PT Dagang Maju dalam arti menurunnya niali aktiva lancar yang disertai kenaikan kewajiban jangka pendek dan menurunnya modal masing-masing pemilik merupakan hal buruk yang dapat menghambat perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap laporan keuangan PT. Dagang Maju, penelitian dilakukan pada Neraca.
B.      IDENTIFIKASI MASALAH
 
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas dan mengingat begitu pentingnya laporan keuangan suatu perusahaan, maka melakukan analisis laporan keuangan suatu perusahaan perlu di hitung untuk mengukur sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut dengan menghitung rasio likuidasi sehingga dapat menjaga  kepercayaan para kreditor jangka pendeknya. Dengan demikian penulis dapat mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju, sebagai berikut :
1.   Perbandingan tingkat likuditasi perusahaan tahun 2007, 2008 dan 2009 dengan melakukan penilaian terhadap naik atau turun tingkat likudasi tersebut
2.   Menurunnya tingkat likuiditasi PT. Dagang Maju pada tahun 2008,
3.   Akibat menurunnya tingkat likuiditasi PT. Dagang Menyebabkan Menurunnya nilai Asset (Aktiva) Lancar Perusahaan tahun 2008,
4.   Hutang lancar (kewajiban lancar) perusahaan PT. Dagang Maju mengalami kenaikan yang menimbulkan turunnya Modal masing-masing pemilik pada tahun 2008.
 
C.      BATASAN MASALAH
 
Pada penulisan laporan penelitian laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju ini terbatas pada anlisis rasio keuangan terkait likuiditasi dengan membandingkan tingkat rasio likuiditasi perusahaan antara tahun 2007, 2008 dan 2009 dan  menurunnya tingkat likuiditasi perusahaan tahun 2008.
 
D.     RUMUSAN MASALAH
 
Dari uraian yang dikemukakan sebelumnya dan mengingat begitu pentingnya analisis rasio keuangan suatu perusahaan khususnya mengukur tingkat likuidasi perusahaan sebagai penilain kemampuan perusahaan melunasi hutang-hutang lancarnya. Maka, dalam laporan penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang akan di bahas yaitu “bagaimana menghitung tingkat likuiditasi PT. Dagang Maju sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap kenaikan maupun penurunan terhadap rasio likuiditasi perusahaan yang terjadi selama tahun 2007, 2008 dan 2009?”.
 
E.      TUJUAN PENULISAN
 
Berdasarkan identifikasi masalah, batasan masalah  rumusan masalah yang penulis umgkapkan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan tujuan penyusunan laporan hasil penelitian laporan keuangan ini, yaitu :
1.      Menghitung tingkat likuiditasi pada neraca PT. Dagang Maju untuk tahun 2007, 2008 dan 2009.
2.      Membandingkan tingkat likuiditasi PT. Dagang Maju pada tahun 2007, 2008 dan 2009 dengan melihat neraca perusahaan.
3.      Mengetahui perkembangan perusahaan PT. Dagang Maju dengan membaca informasi yang terdapat dalam laporan keuangan neraca untuk tahun 2007, 2008 dan 2009.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     PENGERTIAN ANALISIS
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Analisis adalah Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Sedangkan dalam kamus akuntansi “Analisis adalah Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul”.
Dari kedua definisi tersebut diatas, penulis dapat membuat suatu kesimpulan bahwa “analisis adalah penguraian dari evaluasi yang dilakukan atas berbagai pos-pos yang berkaitan dengan bagian yang lain untuk memperoleh pemahaman yang tepat”.
          B.      ANALISIS RASIO KEUANGAN
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan financial. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode-periode berikutnya.
Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:
1.     Rasio Likuiditas
2.     Rasio Aktivitas
3.     Rasio Solvabilitas
4.     Rasio Profitabilitas
5.     Rasio Pasar .
Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan resiko perusahaan pada masa yang mendatang. Kelima faktor tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masa-masa mendatang.
Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. “Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen laporan keuangan dengan elemen yang lain dalam laporan keuangan tersebut” (Paton &Litleton,1970).
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana”. (Zaki Baridwan, 1997 :17).
 
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), “analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan”.
 
Dari kedua pendapat tersebut diatas penulis adapat mengambil suatu kesimpulan bahwa Analisis Laporan Keuangan adalah suatu proses/cara yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan.
 
C.      ANALISIS LIKUIDITASI PERUSAHAAN
Likuiditasi mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).
Likuiditasi merupakan kemampuan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik apabila perusahaan memiliki dana yang tersedia untuk membayar kewajiban jangka pendek/utang lancarnya. Perusahaan dapat dikatakan Likuid apabila asset lancar yang dimiliki lebih besar dari utang lancarnya”,  Mursal dalam Skripsinya (2011 : 31).
Sedangkan menurut Agnes Sawir (2005 : 19) “Likuiditasi adalah perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan hutang lancar dipihak lain”. Menurut Wikipedia  Likuiditasi adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya”.
Dari ketiga definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa “likuiditasi adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya yang dapat diukur dengan cara membandingkan dengan asset lancar yang dimiliki oleh perusahaan atau yang dapat diuangkan untuk segera memenuhi kewajiban lancar sudah harus di penuhi”.
D.     TUJUAN ANALISIS LIKUIDITASI
Membantu manajer finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari financial statement dan alat untuk mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan) serta sebagai alat untuk menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya  (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis).
 
 
BAB III
PENGAMATAN EMPIRIS DAN PENGUMPULAN DATA
 
A.    PENGAMATAN EMPIRIS
Dalam sains dan metode ilmiah, empiris berarti suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera. Data empiris berarti data yang dihasilkan dari percobaan atau pengamatan.Dalam statistika, kuantitas "empiris" berarti nilai-nilai yang berasal dari pengamatan atau percobaan. Nilai ini berlawanan arti dengan kuantitas "teoretis" yang diturunkan dari analisis teoretis.
Dalam penulisan laporan hasil penelitian laporan keuangan ini, penulis menggunakan data empiris yang penulis peroleh dengan cara melakukan penelitian lapangan (field research) atau melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti yaitu laporan keuangan Neraca PT. Dagang Maju.
B.    PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, berikut data laporan keuangan yang diperoleh yang merupakan data empiris yang telah disajikan selama 3 tahun berturut-turut :
 
PT. DAGANG MAJU
NERACA
PER31 DESEMBER 2007
ASSET
 
         Asset lancar
Kas                                                                      Rp.   45.750.000,-
Surat berharga                                                   Rp.   35.000.000,-
Piutang wesel                                                                Rp.   50.000.000,-
Piutang dagang                                                  Rp.   85.250.000,-
Persediaan barang dagang                                          Rp. 135.750.000,-
Perlengkapan                                                               Rp.     6.000.000,-
Asuransi dibayar dimuka                                              Rp.     9.000.000,-
          Jumlah asset lancar                                            Rp. 366.750.000,-


 
         Investasi jangka panjang                                         Rp. 120.000.000,-


           Asset tetap
Tanah                                                                           Rp. 125.000.000,-
Gedung                                   Rp. 250.000.000,-
Akm. Penyusutan gedung               Rp.(  75.000.000,-)
                                                                      Rp. 175.000.000,-
Peralatan                                Rp.   90.000.000,-
Akm. Penyusutan peralatan           Rp.  (37.500.000,-)
                                                                      Rp.   52.500.000,-
Kendaraan                             Rp. 150.000.000,-
Akm. Penyusutan kendaraan                   Rp.(  50.000.000,-)
                                                                        Rp. 100.000.000,-
  Jumlah asset tetap                                              Rp. 452.000.000,-
  Total Asset                                                 Rp. 939.250.000,-
 
KEWAJIBAN + EKUITAS
 
KEWAJIBAN
 Kewajiaban jangka pendek
Utang wesel                                                         Rp.    45.000.000,-
Utang dagang                                                     Rp.    95.750.000,-
Utang gaji                                                           Rp.       7.800.000,-
Utang bunga                                                         Rp.       6.750.000,-
   Jumlah kewajiban jangka pendek                    Rp.  155.300.000,-
 
  Kewajiban jangka panjang
Utang bank                            Rp. 150.000.000,-
Utang obligasi                           Rp. 125.000.000,-
  Jumlah kewajiban jangka panjang                            Rp.  275.000.000,-
  Total kewajiban                                        Rp.  430.300.000,-
 
        EKUITAS (MODAL)
modal Rumantio                    Rp. 254.000.000,-
Modal Baskoro                      Rp. 152.685.000,-
Modal Semam Wijaya              Rp. 101.770.000,-
  Jumlah Ekuitas pemilik                                     Rp. 508.950.000,-
   Total kewajiban + Modal                                   Rp. 939.250.000,-
 
PT. DAGANG MAJU
NERACA
PER31 DESEMBER 2008
ASSET
 
        Asset lancar
Kas                                                                      Rp.   30.250.000,-
Surat berharga                                                   Rp.   35.000.000,-
Piutang wesel                                                                Rp.   37.500.000,-
Piutang dagang                                                  Rp.   42.800.000,-
Persediaan barang dagang                                          Rp. 110.000.000,-
Perlengkapan                                                               Rp.     4.500.000,-
Asuransi dibayar dimuka                                                Rp.     6.000.000,-
    Jumlah asset lancar                                            Rp. 266.000.000,-
 
         Investasi jangka panjang
 
         Asset tetap
Tanah                                                                           Rp. 125.000.000,-
Gedung                                   Rp. 250.000.000,-
Akm. Penyusutan gedung                 Rp.(  90.000.000,-)
                                                                             Rp. 160.000.000,-
Peralatan                                Rp.   90.000.000,-
Akm. Penyusutan peralatan              Rp.(  45.000.000,-)
                                                                             Rp.    45.000.000,-
Kendaraan                             Rp. 150.000.000,-
Akm. Penyusutan kendaraan            Rp.(  60.000.000,-)
                                                                       Rp.   90.000.000,-
    Jumlah asset tetap                                              Rp. 420.000.000,-
          Total Asset                                                 Rp. 806.700.000,-
 
KEWAJIBAN + EKUITAS
 
       KEWAJIBAN
 Kewajiaban jangka pendek
Utang wesel                                                         Rp.   65.000.000,-
Utang dagang                                                     Rp. 125.950.000,-
Utang gaji                                                           Rp.   12.150.000,-
Utang bunga                                                 Rp.     6.300.000,-
   Jumlah kewajiban jangka pendek                    Rp. 209.400.000,-
 
 Kewajiban jangka panjang
Utang bank                            Rp.  100.000.000,-
Utang obligasi                           Rp.    75.000.000,-
   Jumlah kewajiban jangka panjang                            Rp. 175.000.000,-
    Total kewajiban                                        Rp. 384.400.000,-
 
         EKUITAS (MODAL)
Modal Rumantio                    Rp. 211.150.000,-
Modal Baskoro                      Rp. 126.690.000,-
Modal Semam Wijaya              Rp.   84.460.000,-
   Jumlah Ekuitas pemilik                                     Rp. 422.300.000,-
   Total kewajiban + Modal                                   Rp. 806.700.000,-
PT. DAGANG MAJU
NERACA
PER31 DESEMBER 2009
ASSET
 
         Asset lancar
Kas                                                                      Rp.   42.600.000,-
Surat berharga                                                   Rp.   40.000.000,-
Piutang wesel                                                                Rp.   47.250.000,-
Piutang dagang                                                  Rp.   92.475.000,-
Persediaan barang dagang                                          Rp. 140.215.000,-
Perlengkapan                                                               Rp.     7.000.000,-
Asuransi dibayar dimuka                                               Rp.     3.000.000,-
          Jumlah asset lancar                                            Rp. 372.000.000,-
 
      Investasi jangka panjang                                            Rp. 150.000.000,-
 
       Asset tetap
Tanah                                                                           Rp. 125.000.000,-
Gedung                                   Rp. 250.000.000,-
Akm. Penyusutan gedung                 Rp.(105.000.000,-)
                                                                             Rp. 145.000.000,-
Peralatan                                Rp. 120.000.000,-
Akm. Penyusutan peralatan           Rp.(  54.500.000,-)
                                                                      Rp.   65.500.000,-
Kendaraan                             Rp. 150.000.000,-
Akm. Penyusutan kendaraan                   Rp.(  70.000.000,-)
 
   Jumlah asset tetap                                              Rp. 415.500.000,-
   Total Asset                                                 Rp. 938.040.000,-
 
KEWAJIBAN + EKUITAS
 
         KEWAJIBAN
 Kewajiaban jangka pendek
Utang wesel                                                         Rp.   52.500.0000,-
Utang dagang                                                     Rp.  100.820.000,-
Utang gaji                                                           Rp.      9.000.000,-
Utang bunga                                                          Rp.      6.900.000,-
   Jumlah kewajiban jangka pendek                    Rp.  169.000.000,-
 
  Kewajiban jangka panjang
Utang bank                            Rp.   75.000.000,-
Utang obligasi                          Rp. 115.000.000,-
   Jumlah kewajiban jangka panjang                            Rp.  190.000.000,-
   Total kewajiban                                        Rp.  359.220.000,-
 
         EKUITAS (MODAL)
Modal Rumantio                    Rp. 289.410.000,-
Modal Baskoro                      Rp. 173.646.000,-
Modal Semam Wijaya              Rp. 115.000.000,-
   Jumlah Ekuitas pemilik                                     Rp. 578.820.000,-
   Total kewajiban + Modal                                   Rp. 938.040.000,-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
 
          Suatu perusahaan yang telah beroperasi harus memonitor setiap kegiatan perusahaan, Manajemen Mempunyai pandangan dan sikap professional untuk memajukan dan meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Pandangan dan sikap tersebut  dapat dinilai dari kesibukan atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa, dan mengambil keputusan  atas laporan yang diterima.
          Laporan yang digunakan sebagai dasar untuk mengendalikan dan mengolah, dan mengarahkan adalah berupa laporan keuangan. oleh karena itu, dalam suatu perusahaan di perlukan analisis rasio likuiditas terhadap  laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajibannya lancarnya demi menjaga kepercayaan para kreditor jangka pendek.
 
A.    LIKUIDITASI LAPORAN KEUANGAN NERACA PT. DAGANG MAJU
Berdasarkan data yang telah penulis peroleh (lihat bab V), maka dapat di buat suatu analisis laporan keuangan berupa analisis rasio laporan keuangan dan dari analisis tersebut akan dibuat suatu perbandingan terhadap likuiditasi laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju pada tahun 2007, 2008, dan 2009. Berikut  perhitungan analisis rasio :
 
·        Tahun 2007     = Rp. 2,36,-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 2, 36,- asset lancar.
·        Tahun 2008= Rp. 1,27,-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 1, 27,- asset lancar.
·        Tahun 2009= Rp. 2,20,-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 2, 20,- asset lancar.
      B.    PERBANDINGAN RASIO LIKUIDITASI TAHUN 2007, 2008 DAN 2009
    Dengan melihat neraca PT. Dagang Maju dan berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan di atas (rasio Likuiditasi), maka untuk melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan tersebut dapat dilihat dengan membandingankan hasil perhitungan rasio likuiditasi antara tahun 2007, 2008 dan 2009.
      pada tahun 2008 terjadi penurunan tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi utang lancar atau kewajiban jangka pendeknya jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2007.
     dari hasil perhitungan likuiditasi tahun 2007 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjamin utang lancarnya dari asset tetapnya adalah Rp. 2,36,- atas setiap Rp. 1,- utang lancarnya, sedangkan pada tahun 2008 menujukkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar PT. Dagang Maju dapat dijamin dengan Rp. 1,27,- asset tetap. Jika dibandingkan rasio likuiditasi laporan keuangan Neraca PT. Dagang Maju  antara tahun 2007 dan tahun 2008, maka dapat diketahui bahwa terjadi penurunan senilai Rp. 1,09,-.
     Menurunnya tingkat likuiditasi neraca perusahaan pada tahun 2008 disebabkan karena menurunnya nilai asset lancar dan meningkatnya nilai utang lancar perusahaan. Hal ini dapat diketahui dengan melihat neraca perusahaan yang telah disajikan sebelumnya dalam bab V, menunjukkan bahwa :
1)      pada tahun 2007 asset lancar perusahaan mencapai Rp. 366.750.000,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 266.700.000,-. Dengan demikian, telah terjadi penurunan sebesar RP. 100.050.000,-.
2)      pada tahun 2007 utang lancar perusahaan sebesar RP. 155.300.000,-, sedangkan pada tahun 2008 telah mencapai Rp. 209.400.000,- atau telah terjadi kenaikan sebesar Rp. 54.100.000,-.
      Dengan membandingkan rasio likuiditasi perusahaan antara tahun 2009 dengan 2008, maka pada tahun 2009 berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditasi pada laporan keuangan neraca perusahaan menunjukkan kenaikan.
     berdasarkan hasil perhitungan likuiditasi diatas yaitu pada tahun 2008 tingkat likuiditasi laporan keuangan PT. Dagang Maju adalah Rp. 1,27,-, sebagaimana telah terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Namun, pada tahun 2009 perusahaan tersebut dapat meningkatkan kembali tingkat likuditasinya hingga mencapai RP. 2,20, artinya telah terjadi kenaikan sebesar Rp. 0,93,-. Hal ini tentu perkembangan yang cukup baik bagi perusahaan untuk kembali meningkatkan tingkat kepercayaan para kreditor jangka pendeknya.
     Kenaikan tingkat likuiditasi laporan keuangan neraca perusahaan disebabkan karena terjadinya kenaikan asset lancar perusahaan dan menurunnya kewajiban lancar perusahaan, berikut :
1)      pada tahun 2008 asset lancar perusahaan adalah Rp. 266.700.000,- sedangkan pada tahun 2009 adalah Rp. 372.540.000,- atau terjadi kenaikan sebesar Rp. 105.840.000,-.
2)      utang lancar perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp. 169.220.000,- dan pada tahun sebelumnya (2008) telah mencapai Rp. 209.400.000,- atau terjadi penurunan sebesar Rp. 40.180.000,-.
C.     PENURUNAN TINGKAT LIKUIDITASI PERUSAHAAN PADA TAHUN 2008 DISEBABKAN MENURUNNYA MODAL PEMILIK
Modal sangat diperlukan dalam mendirikan sebuah usaha. Besar kecilnya modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan didirikan. Banyak orang bilang bahwa modal tidak hanya berupa uang. Modal juga bisa berupa keahlian, kemauan dan niat yang kuat, keberanian dan lain-lain
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi.
PT. Dagang Merupakan perusahaan persekutuan yang mana pada awalnya merupakan modal indivitu yaitu modal tuan Ruminto, tapi seiring perkembangan perusahaan tersebut kemudian menjadi perusahaan persekutuan yang mana didalamnya tidak lagi hanya terdapat modal Tuan Ruminto, melainkan juga terdapat modal sekutu yaitu Tuan Baskoro dan Tuan Semam Wijaya.
Modal perusahaan dalam suatu neraca perusahaan dapat berubah-ubah dan pada akhir periode dapat di ketahui apakah modal bertambah atau mengalami penurunan? Modal perusahaan dapat bertambah apabila perusahaan memperoleh keuntungan (laba) dan berkurang apabila perusahaan menderita kerugian.
Jika dikaitkan dengan tingkat likuiditasi, likuiditasi menurun karena terjadi kerugian (modal menurun) dan sebaliknya meningkat karena modal bertambah (laba). Dari penelitian terhadap laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju diperoleh hasil bahwa pada tahun 2008 telah terjadi penurunan tingkat likuiditasi yang diiringi dengan penurunan modal masing-masing pemilik modal perusahaan, sedangkan pada tahun 2009 modal bertambah dan tingkat likuiditasi perusahaan juga meningkat.
Sebagaimana dalam neraca PT. Dagang Maju Menunjukkan modal masing-masing pemilik pada akhir periode 2008 sebesar :
  Modal Ruminto                  Rp. 254.475.000,-
  Modal Baskoro                  Rp. 152.685.000,-
  Modal Semam Wijaya        Rp. 101.790.000,-
Jumlah                           Rp. 508.950.000,-
Bila dibandingkan dengan tahun 2008, masing-masing sekutu (pemilik) memiliki modal sebesar :
  Modal Ruminto                  Rp. 211.150.000,-
  Modal Baskoro                  Rp. 126.690.000,-
  Modal Semam Wijaya        Rp.   84.460.000,-
Jumlah                           Rp. 422.300.000,-
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa modal perusahaan (masing-masing sekutu) menurun yang disebabkan oleh kerugian yang ditanggung perusahaan pada tahun 2008. penurunan modal adalah sebesar Rp. 86.650.000,- atau 17,03 %.  Berikut rincian perhitungan penguran modal masing-masing sekutu berdasarkan % (rasio) kepemilikan 5:3:2 :
  Modal Ruminto                  Rp. 86.650.000,- X 5 / 10 = Rp. 43.325.000,-
  Modal Baskoro                  Rp. 86.650.000,- X 3 / 10 = Rp. 25.950.000,-
  Modal Semam Wijaya        Rp. 86.650.000,- X 2 / 10 = Rp. 17.330.000,-
Penurunan tingkat likuiditasi dikatakan menurun karena penurunan modal sebab likuiditasi dapat ditingkatkan dengan cara menambah modal. Sebagaimana hasil perbandingan diatas telah diketahui bahwa modal perusahaan berkurang karena mengalami menderita kerugian pada tahun 2008 sehingga mempengaruhi tingkat likuiditasi Laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju pada tahun 2008 yaitu menurun.
BAB V
PENUTUP
 
A.    KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan hasil pengolahan data laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju pada dasarnya perusahaan dapat menjamin utang lancar/kewajiban lancarnya dengan asset lancar yang dimilikinya, ini dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditasi. Dari analisis tingkat likuiditasi laporan keuangan neraca PT. Dagang Maju menunjukkan beberapa hal sebagai berikut :
1.      kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan asset lancarnya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang layak. sebagaimana dari hasil perhitungan rasio pada tahun 2007, 2008 dan 2009 perbandingan antara asset lancar dan utang lancar masing-masing 2.36 : 1, 1.27 : 27, 2.20 : 1. Artinya perusahaan masih bias menjamin utang lancarnya dengan asset lancar yang dimiliki oleh PT. Dagang Maju.
2.      Berdasarkan analisis rasio likuiditasi PT. Dagang Maju pada tahun 2007, 2008 dan 2009 telah terjadi penurunan tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban lancarnya pada tahun 2008 yang disebabkan oleh menurunnya asset lancar perusahaan yang diiringi dengan kenaikan jumlah utang lancar perusahaan. Namun, pada tahun 2009 perusahaan kembali menunjukkan hasil yang baik yaitu naiknya tingkat likuiditasi neraca perusahaan.
3.      Tingkat likuiditasi PT. Dagang Maju mengalami penurunan dan kenaikan pada tahun 2007,2008 dan 2009 yang disebabkan oleh naik turunnya nilai aktiva lancar perusahaan, kewajiban lancar perusahaan dan modal masing-masing pemilik (lihat bab V : hasil penelitian dan pembahasan).
B.    SARAN
Berangkat dari teori, pembahasan dan kesimpulan maka penulis memberikan sumbangsi berupa saran kepada PT. Dagang Maju mengenai pentingnya akuntansi keuangan untuk menciptakan akuntabilitas antara lain:
1.      Agar laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang relevan, maka laporan keuangan tersebut harus sepenuhnya mengacu pada standar akuntansi keuangan yang mengacu  pada standar akuntansi keuangan yang berlaku umum.
2.      PT. Dagang Maju dimasa-masa yang akan datang sebaiknya menganalisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan khususnya rasio likuiditasi, hal ini untuk tetap mengukur kemampuannya untuk memenuhi kewajiban lancarnya demi menjaga kepercayaan para kreditor jangka pendek.
3.      Perlu adanya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman khususnya bagian akuntansi yang melakukan pencatatan, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan efektif untuk penyajian keputusan yang strategis.
Sunber :google.com